Para ahli medis di Inggris mengingatkan, ada bakteri baru yang mengancam hidup manusia. Bakteri ini tergolong super (Superbug) karena tahan terhadap antibiotik paling ampuh sekalipun. Bakteri NDM-1 ((New Delhi Metallo-beta-laktamase-1)dilaporkan kebal terhadap beragam jenis antibiotik termasuk carbapenems, sejenis obat yang digunakan untuk keperluan emergency dan mengatasi beragam infeksi yang diakibatkan kuman-kuman resisten lainnya, seperti Methicillin-Resistant Staphyloccus Aureus (MRSA) dan C-Difficile.
Seperti dilansir dari BBC, para ahli medis juga menjelaskan, bakteri yang dapat membuat enzim yang dinamakan NDM-1 itu dibawa oleh pasien NHS yang sebelumnya terbang ke luar negeri seperti India dan Pakistan untuk melakukan operasi kecantikan. Ilmuwan Inggris menyebut bakteri ini tersebar akibat ulah para “wisatawan” medis yang kerap melakukan operasi plastik untuk kecantikan di Negara tersebut.
Meskipun saat ini baru ditemukan sekitar 50 kasus di Inggris, para ahli khawatir bakteri ini akan menyebar secara global. Untuk penanganannya, dibutuhkan pengawasan yang ketat serta obat-obatan baru.
Infeksi serupa juga sudah ditemukan di AS, Kanada, Australia, Swedia, Jepang, Belanda Banglades, India, Pakistan. dan Indonesia. Tak heran jika kemudian peneliti internasional mengatakan bahwa NDM-1 bisa menjadi ancaman utama kesehatan global. Saat ini, infeksi bakteri sudah menyebar dari satu pasien ke pasien lainnya di rumah sakit di Inggris.
Di Amerika Serikat kasus NDM-1 juga telah diidentifikasi antara bulan Januari dan Juni lalu, Wall Street Journal menuliskan soal ini.Menurut Pusat pengawasan pencengahan penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention) para pasien ini telah menjalani perawatan medis di India.
Pakar Mikrobiologi dari Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia (UI) Prof. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D, menyatakan 'superbug' seperti bakteri mengandung gen NDM-1 (New Delhi metallo-beta-lactamase-1) juga banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan, jumlah bakteri multiresisten ini lebih dari satu jenis dan menjadi ancaman bagi masyarakat.
"Kuman seperti ini sudah berada di rumah sakit kita. Datanya tidak terlalu berbeda dengan luar negeri. Di Indonesia bakteri yang multiresisten ini berasal dari kelompok gram positif seperti Staphylococcus dan gram negatif seperti E.Coli dan Klebsiella. Kurang lebih ada sekitar lima spesies kuman," ungkap Usman.
Usman menjelaskan, bakteri super di Indonesia memiliki beberapa gen yang berbeda. Jenis gen penyebab resistensi ini di antaranya adalah gen MEC-A yang dimiliki Staphylococcus atau gen betalactamase seperti halnya NDM-1. Gen-gen ini dapat disebarkan oleh kuman dalam tubuh dengan banyak cara, sehingga mereka menjadi kebal terhadap obat.
Munculnya kuman-kuman multiresisten perlu disikapi serius karena akan menimbulkan beban berat bagi masyarakat. "Di masa depan, pengobatan akan lebih berat lagi. Inilah yang kita takutkan, karena tentu para pasien akan membutuhkan obat-obat baru yang lebih mahal," ujarnya.
Usman menambahkan, infeksi akibat 'superbug' di Indonesia menimbulkan tingkat kematian cukup tinggi, terutama bagi pasien di rumah sakit. "Kematian akibat infeksi kuman mulitiresisten ditemukan cukup tinggi di tempat-tempat yang spesifik seperti ICU rumah sakit," imbuh Usman.
Bakteri super memang manjadi ancaman bagi mereka yang daya tubuhnya lemah seperti pasien pascaoperasi. Penyebaran superbug sangat mudah terjadi melalui banyak cara. "Seperti saat kondisi pasien lemah, karena ada luka terbuka, atau pun tindakan medis lain seperti infus atau tindakan dokter lainnya yang tidak steril," ujar Usman.
Seperti dilansir dari BBC, para ahli medis juga menjelaskan, bakteri yang dapat membuat enzim yang dinamakan NDM-1 itu dibawa oleh pasien NHS yang sebelumnya terbang ke luar negeri seperti India dan Pakistan untuk melakukan operasi kecantikan. Ilmuwan Inggris menyebut bakteri ini tersebar akibat ulah para “wisatawan” medis yang kerap melakukan operasi plastik untuk kecantikan di Negara tersebut.
Meskipun saat ini baru ditemukan sekitar 50 kasus di Inggris, para ahli khawatir bakteri ini akan menyebar secara global. Untuk penanganannya, dibutuhkan pengawasan yang ketat serta obat-obatan baru.
Infeksi serupa juga sudah ditemukan di AS, Kanada, Australia, Swedia, Jepang, Belanda Banglades, India, Pakistan. dan Indonesia. Tak heran jika kemudian peneliti internasional mengatakan bahwa NDM-1 bisa menjadi ancaman utama kesehatan global. Saat ini, infeksi bakteri sudah menyebar dari satu pasien ke pasien lainnya di rumah sakit di Inggris.
Di Amerika Serikat kasus NDM-1 juga telah diidentifikasi antara bulan Januari dan Juni lalu, Wall Street Journal menuliskan soal ini.Menurut Pusat pengawasan pencengahan penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention) para pasien ini telah menjalani perawatan medis di India.
Pakar Mikrobiologi dari Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia (UI) Prof. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D, menyatakan 'superbug' seperti bakteri mengandung gen NDM-1 (New Delhi metallo-beta-lactamase-1) juga banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan, jumlah bakteri multiresisten ini lebih dari satu jenis dan menjadi ancaman bagi masyarakat.
"Kuman seperti ini sudah berada di rumah sakit kita. Datanya tidak terlalu berbeda dengan luar negeri. Di Indonesia bakteri yang multiresisten ini berasal dari kelompok gram positif seperti Staphylococcus dan gram negatif seperti E.Coli dan Klebsiella. Kurang lebih ada sekitar lima spesies kuman," ungkap Usman.
Usman menjelaskan, bakteri super di Indonesia memiliki beberapa gen yang berbeda. Jenis gen penyebab resistensi ini di antaranya adalah gen MEC-A yang dimiliki Staphylococcus atau gen betalactamase seperti halnya NDM-1. Gen-gen ini dapat disebarkan oleh kuman dalam tubuh dengan banyak cara, sehingga mereka menjadi kebal terhadap obat.
Munculnya kuman-kuman multiresisten perlu disikapi serius karena akan menimbulkan beban berat bagi masyarakat. "Di masa depan, pengobatan akan lebih berat lagi. Inilah yang kita takutkan, karena tentu para pasien akan membutuhkan obat-obat baru yang lebih mahal," ujarnya.
Usman menambahkan, infeksi akibat 'superbug' di Indonesia menimbulkan tingkat kematian cukup tinggi, terutama bagi pasien di rumah sakit. "Kematian akibat infeksi kuman mulitiresisten ditemukan cukup tinggi di tempat-tempat yang spesifik seperti ICU rumah sakit," imbuh Usman.
Bakteri super memang manjadi ancaman bagi mereka yang daya tubuhnya lemah seperti pasien pascaoperasi. Penyebaran superbug sangat mudah terjadi melalui banyak cara. "Seperti saat kondisi pasien lemah, karena ada luka terbuka, atau pun tindakan medis lain seperti infus atau tindakan dokter lainnya yang tidak steril," ujar Usman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar