Mencegah lebih baik daripada mengobati, demikian kata orang bijak dahulu. Tes kesehatan atau yang dikenal dengan nama general check up atau medical check up adalah salah satu tindakan pencegahan yang sebaiknya sudah dilakukan oleh semua orang sejak berusia 20 tahun keatas. Tentu saja tidak perlu semua tes dijalani. Pertimbangkan saja hal – hal sebagai berikut: sejarah kesehatan keluarga, biaya yang dianggarkan, atau waktu yang dimiliki. Atau bila anda sedang berencana mempunyai anak, pilihlah test – test yang khusus untuk calon ibu hamil. Demikian juga ada test kusus untuk pasangan yang akan menikah.
1. Pemeriksaan Jantung Kondisi dan fungsi dari jantung anda bisa dilihat dengan alat yang bernama EKG (elektrokardiograf). Selain dengan EKG juga bisa didukung dengan pemeriksaan foto thorax (pemotretan dengan sinar roentgen di daerah dada untuk melihat organ dalam). Untuk usia 40 tahun keatas, ada treadmill stress test. Hasilnya, anda mendeteksi adanya sumbatan pada pembuluh darah di jantung.
Frekuensi test: 6 – 12 bulan sekali. Bila anda kegemukan, memiliki keluarga yang mengalami keluarga yang mengalami gangguan jantung, tekanan darah tinggi, atau menjalani gaya hidup tidak sehat (merokok, sering makan makanan berlemak tinggi, tidak berolah raga), rutinitas test amat diperlukan.
2. Tekanan Darah Tekanan darah yang normal berada dibawah 130 / 80 mmHg. Lebih dari itu seseorang disebut menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
Frekuensi test: 1 tahun sekali. Lebih sering bila anda beresiko tinggi, yaitu bila dalam keluarga terdapat riwayat penyakit tekanan darah tinggi.
3. Test Gula Darah Untuk mendeteksi penyakit kencing manis (diabetes mellitus), terutama bagi mereka yang kegemukan.
Frekuensi test: 3 tahun sekali (untuk orang dengan kadar gula normal). Bila anda seorang diabetesi, jadwal test ditentukan dokter anda.
4. Test Kolesterol Test ini untuk mengetahui kadar kolesterol, HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan trigliserida. Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyumbatan pembuluh darah penyebab stroke atau serangan jantung.
Frekuensi test: 5 tahun sekali. Lebih sering dan dini bila ada anggota keluarga dekat yang perah dirawat akibat stroke, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi. Juga bila anda banyak makan berlemak dan kurang berolah raga.
5. Pemeriksaan Paru – paru Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan foto thorax. Hasil foto bakal menunjukkan ukuran dan dapat mendeteksi adanya kelainan dalam paru – paru, seperti flek. Test ini juga dapat mendeteksi penyakit TBC.
Frekuensi test: 6 bulan sekali.
6. Pemeriksaan Gigi dan Mulut Infeksi atau lubang pada gigi bisa menimbulkan nyeri yang sangat luar biasa, bakteri juga bisa menimbulkan gangguan pada organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal. Rongga mulut adalah gerbang masuk berbagai jenis bibit penyakit, baik dari makanan maupun dari minuman.
Frekuensi test: 6 bulan sekali.
7. Test Anemia Secara umum, test darah berguna untuk menghitung kadar Hb (hemoglobin), Hematokrit (kekentalan darah), kadar eritrosit (sel darah merah), dan leukosit (sel darah putih). Test lebih mendetail akan dilakukan apabila terdapat kelainan pada darah secara kimiawi.
Anemia banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria, hal ini dikarenakan wanita setiap bulan mendapatkan menstruasi, penyebab lainnya adalah kekurangan gizi akibat program diet yang tidak seimbang. Anemia yang berat dapat mempertinggi resiko terserang keracunan saat kehamilan (toksemia), yang merupakan penyebab kematian ibu hamil di Indonesia.
Ada pula test darah yang dilakukan untuk melihat kadar asam urat dalam rangka untuk mengetahui fungsi ginjal, dan test fungsi hati berupa SGOT/SGPT.
Frekuens test: 6 -12 bulan sekali.
8. Pemeriksaan Kesehatan Telinga Pemeriksaan dilakukan dengan test audiometri yang berguna untuk mendeteksi sensitivitas fungsi organ pendengaran. Berkurangnya fungsi pendengaran dapat disebabkan oleh penyumbatan karena kotoran atau cairan pada rongga telinga, atau karena adanya kelainan pada organ di dalam telinga.
Frekuensi test: 6 bulan sekali.
9. Pemeriksaan Kesehatan Mata Selain test ketajaman penglihatan, juga dilakukan pengukuran tekanan bola mata. Peningkatan tekanan bola mata atau yang disebut sebagai glaukoma terjadi akibat alira cairan mata terbendung yang menyebabkan peningkatan tekanan bola mata ang bisa mengakibatkan kebutaan. Setiap orang berusia 40 tahun keatas sebaiknya melakukan test ini.
Frekuensi test: 6 bulan sekali, untuk glaukoma 2 tahun sekali.
10. Pemeriksaan Urine Hasil pemeriksaan terhadap kandungan zat kimia dalam urine yang digabungkan dengan hasil kimia darah dapat menggambarkan keadaan fungsi ginjal dan hati anda. Test ini juga bisa mendeteksi adanya infeksi saluran kemih atau infeksi pada liang vagina.
Frekuensi test: 1 tahun sekali.
Pada wanita, test – test kesehatan ditambah dengan:
1. Test Reproduksi ( Pap Smear Test ) Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran vagina dan leher rahim, serta mendeteksi adanya kanker pada leher rahim. Test ini ditujukan kepada mereka yang aktif secara seksual. Biasanya selain pap smear, pemeriksaan reproduksi juga melibatkan pemeriksaan kimia darah, yang dimaksudkan untuk mengetahui kandungan hormon dan cairan tubuh lainyang terdapat dalam darah yang berpengaruh terhadap proses reproduksi.
Frekuensi test: 6 – 12 bulan sekali.
2. Pemeriksaan Payudara ( Mammografi ) Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya sel – sel abnormal penyebab kanker payudara. Pemeriksaan ini terhitung wajib bagi mereka yang temasuk kelompok beresiko tinggi (ada anggota keluarga yang menderita kanker payudara, pertama kali hamil di usia 32 tahun, serta pernah menderita tumor payudara). Test ini disarankan bagi wanita yang berusia 35 tahun keatas.
Frekuensi test: 1 tahun sekali.
3. Test Kepadatan Tulang
Sebenarnya test ini juga bisa dilakukan oleh kaum pria, tetapi karena lebih sering wanita yang mengalami osteoporosis (tulang keropos) yang membuat tulang mudah patah.
Frekuensi test: 1 tahun sekali
sumber: shvoong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar