Bagi dokter jantung, darah ibarat bola kristal yang selalu bisa meramalkan risiko serangan jantung pada pasiennya. Selain dari tekanan darah, risiko tersebut juga bisa dilihat dari kadar komponen-komponen di dalamnya.
Darah yang kotor bisa menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga aliran darah terhambat. Penyumbatan itu bisa menyebabkan kegagalan fungsi jantung, bahkan juga bisa memicu stroke jika terjadi pada aliran darah ke otak.
Dikutip dari AskMen, Rabu (10/11/2010), berikut ini adalah beberapa komponen darah yang bisa meramalkan kondisi kesehatan jantung.
Apolipoprotein B (apo B)
Protein ini merupakan petunjuk kadar LDL atau kolesterol jahat di dalam darah. Kadar LDL penyakit jantung dan pembuluh darah.
Apolipoprotein E4 (apo E4)
Kemampuan tubuh untuk merespons perubahan pola makan ditunjukan dengan kadar apo E4 di dalam darah. Tes untuk mengukur kadar komponen ini dapat memprediksi risiko serangan jantung yang sebenarnya, lebih akurat dibanding apo B.
Chlamydia pneumoniae
Bakteri ini sebenarnya adalah penyebab utama radang paru-paru atau pneumonia. Namun keberadaannya di dalam darah bisa menunjukkan risiko tinggi untuk mengalami serangan jantung koroner.
C-reactive protein (hs-CRP)
Protein ini merupakan komponen darah yang menunjukkan adanya inflamasi atau radang yang terjadi di pembuluh darah arteri. Dibandingkan kadar LDL, kadar hs-CRP 2 kali lebih akurat memperkirakan risiko serangan jantung.
Fibrinogen
Ketika terjadi luka, komponen ini bertanggung jawab untuk menghentikan darah yang mengucur dengan cara membekukan darah di permukaan luka. Jika ditemukan dalam kadar tinggi di dalam pembuluh darah, besar kemungkinannya untuk terjadi penyumbatan yang memicu stroke atau serangan jantung.
HDL2b
Komponen ini merupakan jenis kolesterol baik (HDL) yang memberikan perlindungan terbaik bagi jantung dengan cara menyingkirkan kolesterol jahat (LDL). Seseorang berada dalam risiko tinggi untuk mengalami serangan jantung jika kadar HDL2b di dalam darah sangat kecil.
Homocysteine
Merupakan produk sampingan dari metabolisme asam amino yang dihasilkan secara alami di dalam tubuh dan akan dibuang jika sudah tidak dibutuhkan. Apabila kadarnya di dalam darah sangat tinggi, artinya ada gangguan metabolisme yang bisa memicu serangan jantung.
Lipoprotein (a) [Lp(a)]
Keberadaan protein ini di dalam darah menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung sebesar 300 persen, bahkan ketika komponen darah lainnya berada dalam level normal.
Small Dense LDL
Merupakan jenis kolesterol jahat (LDL) dengan ukuran paling kecil dan lebih padat dibandingkan LDL yang lain. Seseorang yang memiliki kadar small dese LDL tinggi punya risiko lebih besar untuk mengalami serangan jantung.
(up/ir)
Sumber : detik.com, November 2010
Penulis : AN Uyung Pramudiarja
Artikel Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar